pemeliharaan kacang panjang
3.8
Pemeliharaan
3.8.1 Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang
mati atau dalam lubang tanam tidak ada tanaman yang tumbuh. Penyulumana harus
dilakukan sesegera mungkin agar dapat menjaga keseragaman populasi tanaman
kacang panjang di lahan tersebut dan tanaman dapat tumbuh seragam. Cara
melakukan penanaman sulaman yaitu sama dengan prosedur penanaman.
3.8.2 Pemupukan
Susulan
Zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman perlu
dicukupi untuk menunjang produksi. Maka dari itu agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik maka perlu diberikan pupuk susulan. Pemupukan juga dimaksudkan
untuk memperbaiki pertumbuhan vegetative dan generative tanaman. Adapun pupuk
yang diberikan untuk pemupukan susulan antara lain : Urea, ZA, dan Phonska.
Pemupukan dilakukan dengan cara :
a. Pemupukan
dilakukan 2 kali yaitu pemupukan I dilakukan pada saat tanaman berumur 12 hari
setelah tanam dengan pemberian pupuk Urea:ZA:Phonska dengan perbandingan 20 :
20 : 20 dalam luasan 1000m2. Dan pemupukan ke II dilakukan pada saat
tanaman berumur 35 HST atau memasuki vase generative dengan pemberian pupuk ZA
: Phonska dengan perbandingan 30 : 30.
b. Pupuk
dicampur rata kemudian membuat lubang tanam tepat disamping tanaman sedalam +
15 cm. Pupuk yang telah dicampur kemudian dimasukkan pada lubang yang telah
dibuat kemudian menutup dengan tanah.
Tabel
2. Jadwal Pemupukan Kacang Panjang
Pemupukan ke
|
Umur
|
Jenis dan dosis pupuk (per
tanaman)
|
Keterangan
|
|
Jenis Pupuk
|
Dosis
|
|||
I
|
12 HST
|
Urea : ZA : Phonska
|
14,4 gram
|
Tugal
|
II
|
35 HST
|
Za : Phonska
|
14,4 gram
|
Tugal
|
III
|
4, dan 50 HST
|
Gandasil
|
2 ml/L
|
Semprot
|
3.8.3 Pemasangan
Lanjaran
Pertumbuhan kacang panjang sangat cepat dan secara
alami merambat di tanah sehingga memerlukan ajir/turus untuk menopang tanaman.
Ajir/turus yang digunakan terbuat dari bambu dengan panjang 150-200 cm.
pemasangan ajir/turus secara tegak dengan cara ujung ajir ditancapkan ke dalam
tanah hingga kedalaman + 10 cm. pemasangan lanjaran dilakukan sebelum
kacang panjang menjalar pada tanah yaitu pada umur 10-15 hari setelah tanam.
3.8.4 Pemasangan
Tali Perambatan (kenteng)
Banyaknya sulur yang tumbuh dengan cepat memerlukan
tempat perambatan agar tidak menggerombol pada ajir. Tali perambatan yang
dipasang pada penggunaan ajir sistem tegak dilakukan dua kali yaitu pada bagian
tengah (+ 50 cm dari permukaan tanah) dan bagian atas (+ 50 cm
dari tali perambatan yang pertama).
Pemasangan tali perambatan mulai dilakukan pada saat
tanaman berumur 12-15 hari setelah tanam. Sedangkan tali perambatan kedua
dilakukan tali pertama sudah penuh dengan rambatan pada umur 30-35 hari setelah
tanam. Tali perambatan yang digunakan terbuat dari plastik khusus yang
diperkirakan dapat menopang rambatan disesuaikan dengan arah barisan tanaman
dengan cara melilitkan tali rambatan (kenteng) pada ajir kemudian dihubungkan
dengan ajir terdekat dalam satu baris dan dilakukan begitu seterusnya.
3.8.5 Perambatan
Pucuk kacang panjang akan terus tumbuh secara liar,
sehingga perlu dirapikan dengan merambatkan sulur pada tali rambatan yang
terpasang. Perambatan sulur dilakukan searah dengan jarum jam atau memutar ke
kanan. Untuk memudahkan pelaksanaan maka satu baris tanamanm rambatannya
diarahkan ke arah yang sama.
Perambatan dilakukan setiap hari karena kondisi
sulur akan tumbuh terus menerus dan banyak yang menjalar sampai tali rambatan
penuh. Kemudian setelah sulur memenuhi tali rambatan pertama maka dirambatkan
lagi pada tali rambatan yang kedua, sampai menunjukkan adanya pertumbuhan
generatif yang ditandai dengan munculnya bakal bunga.
3.8.6 Pengairan
Semua tanaman membutuhkan air selama pertumbuhannya,
terutama pada awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, ketersediaan air perlu
diperhatikan. Para petani di desa Andong Sari mengairi sawah dengan menggunakan
pompa air dan mengambil air dari sumur-sumur yang dibuat disekitar lahan
tersebut. Pengairan yang dilakukan di lahan kacang panjang ini yaitu dengan
cara digenangi sampai rata.
Pengairan pada tanaman kacang panjang in adalah pada
fase awal pertumbuhan hingga tanaman mudan dan pengairan selanjutnya melihat
keadaan musim dan banyaknya curah hujan yang turun.
3.8.7 Penyiangan
Gulma merupakan tanaman yang tidak dikehendaki
pertumbuhannya. Selaind apat mengakibatkan terjadinya persaingan dalam
memperoleh unsure hara dengan tanaman kacang panjang juga dapat menjadi sarang
bagi hama maupun penyakit tanaman. Untuk itu perlu dilakukan penyiangan sampai
kondisi lahan bersih. Penyiangan dilakukan sesuai kondisi lahan. Alat yang
digunakan untuk penyiangan yaitu sabit. Penyiangan dilakukan dengan cara
membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dan membuangnya keluar dari
area lahan kacang panjang.
3.8.8 Pencegahan
dan Pengendalian Hama Tanaman
Hama sangat mempengaruhi hasil produksi tanaman,
oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan terhadap datangnya hama pada
tanaman. Kegiatan pencegahan secara umum yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pergiliran
atau rotasi tanaman
Yaitu dengan menghindari penanaman
kacang panjang untuk benih setelah lahan tersebut ditanami oleh tanaman kacang
panjang meskipun memiliki varietas yang sama.
b. Menjaga
kebersihan lahan
Kebersihan salah satunya dengan
melakukan penyiangan yang dapat menghindari serangan hama pada tanaman kacang
panjang.
c. Penyemprotan
pestisida
Untuk menghindari adanya serangan
hama, dilakukan penyemprotan secara rutin dengan menggunakan insektisida.
Tabel
3. Jadwal Penyemprotan Kacang Panjang
Penyemprotan ke
|
Umur
|
Jenis dan konsentrasi ml/L, g/L
|
Keterangan
|
|
Marshal
|
Metindo
|
|||
I
|
30 HST
|
2
|
2
|
Semprot
|
II
|
30 HST
|
2
|
2
|
Semprot
|
III
|
40 HST
|
2
|
2
|
Semprot
|
IV
|
50 HST
|
2
|
2
|
Semprot
|
Adapun hama yang menyerang pada tanaman kacang
panjang yang dilihat di lapang adalah :
a. Cabuk
Tanaman kacang panjang yang belum berbuah pada
cabang sulur biasanya terdapat hama yang menggerombol berwarna hitam, sedangkan
pada tanaman yang sudah berbuah hama ini akan menyerang pada polong.
Serangan hama ini yaitu menyerap sari-sari makanan
sehingga buah yang dihasilkan tidak normal, biasanya melengkung dant tidak
panjang sehingga mempengaruhi pembentukan biji. Pengendalian hama ini yaitu
menggunakan insektisida Metindo dengan konsentras 2 ml/L. dengan dosisi 500-800
cc per ha.
b. Ulat
Grayak atau ulat daun (Spedoptera sp)
Ulat grayak banyak menyerang di berbagai jenis
tanaman. Ciri tanaman kacang panjang yang terserang ulat grayak yaitu daun
berlubang dengan ukuran yannng tttidak pasti. Apabila di musim kemarau ulat
grayak ini juga bisa menyerang polong kacang panjang.
Cara
untuk mengendalikan yaitu :
1) Melakukan
rotasi pensnsmsn
2) Membasmi
dengan insektisida Marshal dengan konsentrasi 2 cc/L. dengan dosis 500-800 cc
per ha.
c. Tungau
merah (Tetramychus cinnabaricus Boisd)
Serangan yang disebabkan oleh tungau merah ini
menyebabkan timbulnya daun yang tua menjadi bebercak kuning, kemudian bercak
kuning tersebut menjadi luas ke permukaan atas daun dan mengakibatkan seluruh
daun berwarna kuning. Dari warna kuning tersebut berubah lagi menjadi warna
merah karat. Di bagian permukaan bawah daun tampak anyaman benang halus yang
merupakan tempat tinggal hama tersebut. Dan pada akhirnya daun akan mongering
kemudian rontok
Cara
pencegahan dan pengendalian hama tersebut sebagai berikut :
1)
Menjaga kebersihan lahan
2)
Membuang daun yang sudah terserang hama
tersebut
3)
Menyemprot dengan menggunakan
insektisida Metindo dengan konsentrasi 2 ml/L. dengan dosis 500-800 cc per ha.
3.9
Panen
Penamenan kacang panjang untuk benih berbeda dengan
pemanenan yang diambil sebagai sayur. Panen dapat dilakukan apabila keadaan
buah sudah berwarna hijau kekuningan, biji terlihat lebih menonjol, kulit buah
keriput, dan apabila bijinya dipencet dapat pindah dari tempatnya. Pemanenan
pertama pada saat tanaman berumur 58 hari setelah tanam dan untuk pemanenan
selanjutnya interval 2-3 hari.
Cara pemanenan yaitu dengan memotong buahnya +
1 cm dari pangkal dengan menggunakan gunting atau pisau (biji terikut semua).
Buah kacang panjang yang dipanen dalam keadaan normal dengan panjang polong
rata-rata 80 cm dengan rata-rata jumlah
biji dalam polong berjumlah 15.
3.10
Pasca
Panen
3.10.1 Pengeringan
Polong
Buah yang sudah dipanen sesegera mungkin dikeringkan
(dijemur) untuk mencegah terjadinya kerusakan benih. Pengeringan yang dilakukan
oleh para petani yaitu dengan cara menhgamparkan buah di lantai dengan alas
terpal. Pengeringan polong bertujuan untuk menghilangkan lendir-lendir yang
melekat pada benih kacang panjang dan untuk mempermudah proses perontokan
benih.
3.10.2 Perontokan
atau Pengambilan Biji
Perontokan dilakukan untuk mengeluarkan biji dari
dalam polong. Syarat utama untuk mengeluarkan biji dari kulitnya yaitu apabila
buah sudah benar-benar kering. Untuk mengeluarkan biji biasanya menggunakan
teknik manual, yaitu buah dipukul berkali-kali sampai kulit hancur dan biji
memisah dari kulitnya.
Setelah proses perontokan ini biasanya biji masih
tercampur dengan kulit buah yang hancur serta kotoran-kotoran lain yang
tercampur. Pembersihan biji dari kotoran dilakukan dengan cara ditampi
menggunakan nampan kemudian hasilnya diletakkan ke dalam karung sak.
3.10.3 Sortasi
Sortasi dilakukan dengan maksud untuk memisahkan
biji sebagai benih, biji yang tidak layak sebagai benih dan juga memisahkan
kotoran-kotoran yang tercampur bersama benih. Benih yang dipisahkan dapat
dilihat dari bentuk, ukuran, warna dan benih yang bukan termasuk varietasnnya
(off type). Alat yang dibutuhkan untuk sortasi benih meliputi : nampan, bak plastik,
karung sak tempat menyimpan benih.
3.10.4 Penjemuran
Benih Kacang Panjang
Benih yang telah disortir biasanya dijemur kembali
agar kadar air yang terkandung dalam benih itu bisa berkurang. Jumlah kadar air
benih dari petani yang bisa diterima oleh perusahaan adalh 10%. Untuk
pengukuran kadar air benih, petani melakukannya dengan cara digigit dengan
kriteria apabila benih digigit akan pecah.
Dari pelaksanaan panen yang telah dilakukan untuk
varietas kacang panjang diperoleh benih sebanyak 72 kg (berat bersih
keseluruhan), dapat di ambil kesimpulan bahwa berat benih rata-rata per pohon
adalah 8,64 gram.
3.10.5 Pengepakan
dan Pengiriman Benih
Benih yang telah memenuhi standar dari perusahaan
kemudian disimpan dalam karung sak dan menimbangnya.petugas mengisi data benih
pada blangko yang sudah disiapkan. Kemudian hasilnya dikirim kepursaan CV.
Brillin Jaya Mandiri. Setelah benih sampai di perusahaan CV. Brillian Jaya
Mandiri maka dilakukan penjemuran benih untuk menurunkan kadar air benih hingga
mencapai 8%.
3.11
Pengujian
Benih
Benih yang telah dikirim oleh mitra petani ke
perusahaan akan dilakukan pengujian untuk mengetahui kelulusan benih kacang
panjang yang dikirim tersebut. Adapun yang macam pengujian itu adalah Uji Viabilitas.
3.11.1 Uji
Viabilitas atau Uji Daya Berkecambah (DB)
Uji biabilitas ini bertujuan untuk menguji kemampuan
benih untuk berkecambah dan menghasilkan kecambah normal yang ditanam pada
kondisi lingkungan yang optimal (temperature, oksigen, air yang cukup, dan
cahaya dalam ruang pengujian). Adapun metode yang digunakan dalam uji
viabilitas ini yaitu menggunakan metode BPT (between paper test).
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam uji daya
berkecambah benih kacang panjang antara lain:
a. Kertas
buram
b. Plastik
transparan
c. Timba
plastik
d. Air
|
e. Bak
plastik (germinator)
f. Kertas
label
g. Karet
gelang
h. Tissue
|
Prosedur
dalam pengujian daya berkecambah benih yaitu:
1) Mengambil
sampel benih tiap lota sebanyak 200 butir dan mengecambahkannya secara terpisah
(jangan sampai campur)
2) Membasahi
kertas buram yang akan digunakan sebagai media dengan cara disiram rata dengan
air mengalir hingga kertas buram cukup basah.
3) Mencuci
plastik transparan dengan sabun cuci kemudian dijemur.
4) Semprot
plastik transparan dengan alkohol 75% kemudian dibersihkan dengan tissue.
5) Menghamparkan
plastik transparan di atas meja kemudian plastik transparan dilapisi dengan
kertas buram yang telah dibasahi sebanyak 2 lembar.
6) Benih
yang telah disiapkan kemudian disemai secara tertata dengan posisi calon akar
ada disebelah kanan.
7) Tiap-tiap
gulungan akan berisi 100 benih kacang panjang karena untuk 1 lot diambil 200
benih untuk di uji.
8) Menutup
benih yang telah disemai dengan kertas buram sebanyak 2 lembar dan kemudian
menggulungnnya bersama plastik transparan serta memberinya label untuk menandai
sampel dari lot yang di uji.
9) Membuat
seperti itu hingga 2 ulangan untuk tiap-tiap lot.
10) Memasukkan
gulungan-gulungan tersebut ke dalam tumba plastik kemudian tutup timba.
11) Untuk
pengamatan pertama (first count) pada benih kacang panjang yaitu dilakukan 4
hari setalh sowing benih. Pada pengamatan pertama ini hanya menghitung
benih-benih yang tumbuh
12) Kemudian
untuk pengamatan terakhir (final count) pada benih kacang pnjang yaitu
dilakukan 7 hari setelah sowing. Pada pengamatan terakhir ini kita menghitung
dan mengamati benih abnormal, mati, dan benih normal.
|
Gambar
1. Pengujian Daya Berkecambah Benih
Dari hasil uji viabilitas atau uji daya
berkecambah benih kacang panjang (KP HP-2) setelah dilakukan pengamatan pertama
(first cout) yaitu 4 hari setelah sowing
diketahui benih yang berkecambah normal adalah :
1.
78 78
+ 80 = 158 = 79
2.
80 2
Kemudian 3 hari setelah pengamatan
pertama (first count) dilakukan pengujian akhir 7 hari setelah sowing dengan
hasil benih yang berkecambah normal adalah :
1.
13 13
+ 13 = 26 = 13
2.
13 2
Freshseed (benih yang terlihat segar/
benih yang tidak berkecambah) adalah:
1.
3 3
+ 0 = 3 = 1.5
2. 0 2
Abnormal (benih yang tumbuhnya kurang
sempurna) adalah:
1.
0 0
+ 0 = 0
2.
0
Mati (benih yang busuk) adalah:
1.
6 6
+ 7 = 13 = 6.5
2. 7 2
3.12
Pemasaran
Benih yang dihasilkan dari berbagai petani mitra
dalam bentuk antong yang sudah diberi label identitas kemudian dikirim ke CV.
Brilian Jaya Mandiri untuk dilakukan pengujian daya perkecambahan dan juga
kadar air. Setelah pengujian selesai, benih-benih tersebut dikemas dalam karung
untuk kemudian dikirim pada perusahaan yang telah bekerja sama. Dari perusahaan
tersebut kemudian dilakukan prosessing benih untuk dilakukan pengepakan (packing) kemudian dipasarkan di seluruh
daerah di dalam negeri dengan logo kemasan sesuai dengan perusahaan tersebut
yang melakukan pengemasan (packing).
Gambar
2. Jalur Pemasaran Benih Kacang Pancang
IV. PEMBAHASAN
Secara
garis besar keberhasilan suatu budidaya tanaman sebagai produksi benih
ditunjang oleh teknis budidaya yang benar. Dalam budidaya kacang panjang
sebagai benih ini lahan yang ditanami yaitu bekas tanaman padi, jadi tidak
dilakukan pengolahan tanah seperti pada umumnya karena tanah sudah cukup
lembab. Adapun keuntungan dari sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) antara lain
mengurangi biaya erosi, terjadinya kerusakan struktur dalam tanah rendah,
memperkecil kehilangan bahan organic di dalam tanah, mengefisiensi waktu karena
dengan budidaya sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) ini penanaman dapat dilakukan
dengan segera, serta juga dapat mengefiensi biaya tenaga kerja untuk pengolahan
tanah. Karena tidak diadakan pengolahan tanah maka juga tidak berikan pemupukan
dasar
Pemupukan sangat
penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur\ hara. Pupuk yang
diberikan dalam budidaya kacang panjang sebagai produksi benih antara lain :
Urea, ZA, dan Phonska. Dengan rincian yaitu pemupukan susulan I diberikan Urea
: ZA : Phonska dengan perbandingan 20:20:20 dan diaplikasikan pada saat tanaman
berumur 12 hari setelah tanam. Dan pemupukan susulan II diberikan ZA : Phonska
dengan perbandingan 30:30:30 diberikan pada saat tanaman berumur 35 hari
setelah tanam. Pemberian pupuk pada tanaman kacang panjang yaitu dalam dosis
yang tinggi karena diharapkan tanaman kacang panjang akan berbuah dengan
serempak. Para petani melakukan pemupukan pada dasarnya sesuai dengan
pengalaman petani itu sendiri.
Dalam budidaya kacang
panjang (Vigna sinesis L) sebagai
benih ini tidak dilakukan rouging, karena bunga tanaman kacang panjang ini
termasuk bunga sempurna yang mana dalam satu bunga terdapat putik dan benang
sari. Putik dan benang sari masak pada saat bunga masih dalam keadaan menutup (belum
mekar), sehingga sangat kecil sekali kemungkinan untuk melakukan polinasi
(penyerbukan) dengan bunga lainnya.
Benih yang dihasilkan
dari budidaya kacang panjang diharapkan benih yang bermutu. Salah satu syarat
benih bermutu yaitu benih sehat, bernas, mengkilat, tidak keriput dan di panen
dari tanaman yang telah matang. Permanenan kacang panjang jugar harus
memperhatikan beberapa faktor yaitu :
1. Benih
harus dipanen ketika polong benar-benar masak, polong yang siap panen yaitu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, warna polong hijau kekuningan, kulit polong
agak keriput, dan benih tampak menonjol.
2. Tidak
dianjurkan untuk panen pada saat polong kacang panjang sudah kering pada
tanaman. Pemanenan polong tua atau kering dapat berakibat pada kualitas benih.
Benih akan tampak mengecil.
Setelah pemanenan
selesai maka dilakukan pengeringan atau penjemuran langsung bersama dengan
kulit polong. Penjemuran bersama dengan kulit kacang panjang bertujuan untuk
menjaga vigor benih dan juga bentuk benih. Dari hasil panen dalam luasan 1.000
m2 diperoleh jumlah benih sebanyak 72 kg. hasil ini belum maksimal
seperti yang diharapkan, hal ini dapat terjadi karena keadaan cuaca yang
mempunyai curah hujan yang tinggi pada saat tanam sehingga tanaman tidak dapat
berproduksi secara maksimal atau juga bisa disebabkan karena pemberian pupuk
yang tidak tepat dan waktu pemupukan yang tidak sesuai dengan standart
perusahaan sehingga hasil tidak maksimal.
Budidaya kacang panjang
sebagai produksi benih dilihat dari keuntungannya masih layak untuk diusahakan
meskipun keuntungan yang didapat masih minim karena kurangnya jumlah target
benih yang didapat. Hal ini disebabkan karena adanya curah hujan yang tinggi
pada musim pemanenan sehingga mempengaruhi jumlah pendapatan benih dan juga
fisik benih tidak maksimal.
BAB
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang di CV. Brillian Jaya Mandiri ini dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1) Dengan
adanya Praktek Kerja Lapang ini dapat menambah pengetahuan, wawasan,
pengalaman, dan meningkatkan keterampilan khususnya dalam budidaya kacang
panjang sebagai produksi benih.
2) Dari
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini mahasiswa telah mengerti, memahami teknik-teknik
budidaya serta mampu melaksanakan budidaya kacang panjang sebagai produksi
benih mulai dari persiapan lahan hingga pengujian benih.
3) Dari
pelaksanaan budidaya kacang panjang sebagai produksi benih mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 380.272; B/C ratio 0,26; R/C ratio 1,26; BEP (harga) Rp.
19.781.44; BEP (Produksi) 56,79 Kg.
5.2 Saran
Lembaga diharapkan
dapat bekerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta, akan tetapi
diharapkan kerja sama yang dibangun hendaknya tidak terbatas pada kegiatan Praktek
Kerja Lapang (PKL) saja akan tetapi juga dalam hal pertukaran informasi
ataupund alam hal jaringan kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Haryanto,
Eko, T. Suhartini, dan E. Rahayu. 1998. Budidaya
Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Haryanto,
Eko, T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Budidaya
Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lamtiar,
2010. Pengaruh Invigorasi Benih Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang (Vigna sinensi (L) Savi ex Hassk) Pada
Media Tanah Pantai. Fakultas pertanian IT. Bogor
pamungkas,
Anton. 2009. Pendahuluan Kacang Pangjang
(Vigna sinensis). http://www.scribd.com/doc/16734900/IPENDAHULUAN. [06/24/2009].
Perdana,
D. Aditya. 2009. Budidaya Kacang Panjang.
http://dimasadityaperdana.blogspot.com/2009/04/budidaya-kacang-panjang.html. Diakses pada
Jum’at, 17 April 2009 14:59
Lampiran
1
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang
Panjang sebagai Produksi Benih per 0,1 ha
No
|
Uraian
|
Volume
|
Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Biaya
Tetap
|
|
|
|
|
a.
Sewa lahan 1 musim
|
1000 m2
|
375.000
|
375.000
|
|
b.
Penyusutan Alat :
|
|
|
|
|
Knapsack
(4 X)
|
1 buah
|
62.500
|
62.500
|
|
Gunting
(3 X)
|
3 buah
|
2.000
|
2.000
|
|
Lanjaran
(3 X)
|
2083 buah
|
150
|
104.150
|
|
Jumlah
|
|
|
543.650
|
2.
|
Biaya
VAriabel
|
|
|
|
|
1.
Saprodi
|
|
|
|
|
a.
Benih
|
1.5 kg
|
24.000
|
36.000
|
|
b.
Pupuk
|
|
|
|
|
ZA
|
50 kg
|
1.560
|
78.000
|
|
Urea
|
20 kg
|
1.600
|
32.000
|
|
Phonska
|
50 kg
|
2.300
|
115.000
|
|
Gandasil
B
|
160 gram
|
(500 gram) 20.000
|
6.400
|
|
c.
Pestisida
|
|
|
|
|
Metindo
|
224 cc
|
(250 cc) 27.000
|
24.192
|
|
Marshal
|
224 cc
|
(100 cc) 12.000
|
26.880
|
|
d.
Kenteng
|
1 gulung
|
20.000
|
20.000
|
|
2.
Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
a.
Pembersihan Lahan
|
2 HKP
|
12.000
|
24.000
|
|
b.
Penanaman
|
3 KHP
|
12.000
|
36.000
|
|
c.
Pemasangan Lanjaran
|
2 HKP
|
12.000
|
24.000
|
|
d.
Pemasangan Kenteng
|
4 HKP
|
12.000
|
48.000
|
|
e.
Penyemprotan Pestisida
|
4 HKP
|
12.000
|
48.000
|
|
f.
Perambatan Sulur
|
4 HKP
|
12.000
|
48.000
|
|
g.
Irigasi/ pompa air
|
|
50.000
|
50.000
|
|
h.
Panen
|
6 HKP
|
12.000
|
72.000
|
|
i.
Panen
|
7 HKP
|
12.000
|
84.000
|
|
j.
Prosesing
|
7 HKP
|
500
|
36.000
|
|
Jumlah
|
|
|
808.472
|
|
Total
|
|
543.650+808.472
|
1.352.122
|
3.
|
Biaya
lain-lain (5%)
|
|
|
67.606
|
|
Total Biaya
|
|
|
1.419.728
|
|
Total
Pendapatan
|
|
|
1.800.000
|
|
Keuntungan
|
|
|
380.272
|
|
BEP (Harga)
|
|
|
19.781,44
|
|
BEP (Produksi)
|
|
|
56,79 kg
|
|
B/C Ratio
|
|
|
0,26
|
|
R/C Ratio
|
|
|
1,26
|
Lampiran
2
Kelayakan Usaha Tani
Hasil benih kacang panjang yang didapat
dalam luasan 1000 m2 adalah = 72 kg
Harga benih = Rp. 25.000/kg
Total pendapatan = 72 kg x Rp. 25.000 kg
= Rp. 1.800.000,-
Keuntungan yang didapat dari benih
tersebut adalah
= Total pendapatan –
Total biaya produksi
= Rp. 1.800.000 – Rp.
1.419.728
= Rp. 380.272
Kelayakan Usaha Tani
1. Break
Event Point (BEP)
BEP =
Total biaya
Total Produksi
= 1.419.728
72
= Rp. 19.781,44
Artinya akan diperoleh titik impas
jika harga penjualan benih 1 kg mencapai Rp. 19.781,44
BEP Produksi = Total Biaya
Harga
= 1.419.728
25.000
= 56.79 kg
Artinya akan mencapai titik impas
apabila produksi kacang panjang mencapai 56,79 kg.
2.
B/C
Ratio = Keuntungan
Total Biaya
= 380.272
1.419.728
= 0,26
Artinya setiap Rp. 1,- yang
dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 0,26
3.
R/C
Ratio = Total Pendapatan
Total Biaya
= 1.800.000
1.419.728
= 1,26
Artinya setiap Rp. 1,- yang
dikeluarkan akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 1,26
Comments
Post a Comment
komentari ya.....