pemeliharaan kacang panjang

3.8       Pemeliharaan
3.8.1      Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau dalam lubang tanam tidak ada tanaman yang tumbuh. Penyulumana harus dilakukan sesegera mungkin agar dapat menjaga keseragaman populasi tanaman kacang panjang di lahan tersebut dan tanaman dapat tumbuh seragam. Cara melakukan penanaman sulaman yaitu sama dengan prosedur penanaman.
3.8.2      Pemupukan Susulan
Zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman perlu dicukupi untuk menunjang produksi. Maka dari itu agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka perlu diberikan pupuk susulan. Pemupukan juga dimaksudkan untuk memperbaiki pertumbuhan vegetative dan generative tanaman. Adapun pupuk yang diberikan untuk pemupukan susulan antara lain : Urea, ZA, dan Phonska. Pemupukan dilakukan dengan cara :
a.       Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pemupukan I dilakukan pada saat tanaman berumur 12 hari setelah tanam dengan pemberian pupuk Urea:ZA:Phonska dengan perbandingan 20 : 20 : 20 dalam luasan 1000m2. Dan pemupukan ke II dilakukan pada saat tanaman berumur 35 HST atau memasuki vase generative dengan pemberian pupuk ZA : Phonska dengan perbandingan 30 : 30.
b.      Pupuk dicampur rata kemudian membuat lubang tanam tepat disamping tanaman sedalam + 15 cm. Pupuk yang telah dicampur kemudian dimasukkan pada lubang yang telah dibuat kemudian menutup dengan tanah.
Tabel 2.  Jadwal Pemupukan Kacang Panjang
Pemupukan ke
Umur
Jenis dan dosis pupuk (per tanaman)
Keterangan
Jenis Pupuk
Dosis
I
12 HST
Urea : ZA : Phonska
14,4 gram
Tugal
II
35 HST
Za : Phonska
14,4 gram
Tugal
III
4, dan 50 HST
Gandasil
2 ml/L
Semprot

3.8.3      Pemasangan Lanjaran
Pertumbuhan kacang panjang sangat cepat dan secara alami merambat di tanah sehingga memerlukan ajir/turus untuk menopang tanaman. Ajir/turus yang digunakan terbuat dari bambu dengan panjang 150-200 cm. pemasangan ajir/turus secara tegak dengan cara ujung ajir ditancapkan ke dalam tanah hingga kedalaman + 10 cm. pemasangan lanjaran dilakukan sebelum kacang panjang menjalar pada tanah yaitu pada umur 10-15 hari setelah tanam.
3.8.4      Pemasangan Tali Perambatan (kenteng)
Banyaknya sulur yang tumbuh dengan cepat memerlukan tempat perambatan agar tidak menggerombol pada ajir. Tali perambatan yang dipasang pada penggunaan ajir sistem tegak dilakukan dua kali yaitu pada bagian tengah (+ 50 cm dari permukaan tanah) dan bagian atas (+ 50 cm dari tali perambatan yang pertama).
Pemasangan tali perambatan mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 12-15 hari setelah tanam. Sedangkan tali perambatan kedua dilakukan tali pertama sudah penuh dengan rambatan pada umur 30-35 hari setelah tanam. Tali perambatan yang digunakan terbuat dari plastik khusus yang diperkirakan dapat menopang rambatan disesuaikan dengan arah barisan tanaman dengan cara melilitkan tali rambatan (kenteng) pada ajir kemudian dihubungkan dengan ajir terdekat dalam satu baris dan dilakukan begitu seterusnya.
3.8.5      Perambatan
Pucuk kacang panjang akan terus tumbuh secara liar, sehingga perlu dirapikan dengan merambatkan sulur pada tali rambatan yang terpasang. Perambatan sulur dilakukan searah dengan jarum jam atau memutar ke kanan. Untuk memudahkan pelaksanaan maka satu baris tanamanm rambatannya diarahkan ke arah yang sama.
Perambatan dilakukan setiap hari karena kondisi sulur akan tumbuh terus menerus dan banyak yang menjalar sampai tali rambatan penuh. Kemudian setelah sulur memenuhi tali rambatan pertama maka dirambatkan lagi pada tali rambatan yang kedua, sampai menunjukkan adanya pertumbuhan generatif yang ditandai dengan munculnya bakal bunga.
3.8.6      Pengairan
Semua tanaman membutuhkan air selama pertumbuhannya, terutama pada awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, ketersediaan air perlu diperhatikan. Para petani di desa Andong Sari mengairi sawah dengan menggunakan pompa air dan mengambil air dari sumur-sumur yang dibuat disekitar lahan tersebut. Pengairan yang dilakukan di lahan kacang panjang ini yaitu dengan cara digenangi sampai rata.
Pengairan pada tanaman kacang panjang in adalah pada fase awal pertumbuhan hingga tanaman mudan dan pengairan selanjutnya melihat keadaan musim dan banyaknya curah hujan yang turun.
3.8.7      Penyiangan
Gulma merupakan tanaman yang tidak dikehendaki pertumbuhannya. Selaind apat mengakibatkan terjadinya persaingan dalam memperoleh unsure hara dengan tanaman kacang panjang juga dapat menjadi sarang bagi hama maupun penyakit tanaman. Untuk itu perlu dilakukan penyiangan sampai kondisi lahan bersih. Penyiangan dilakukan sesuai kondisi lahan. Alat yang digunakan untuk penyiangan yaitu sabit. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dan membuangnya keluar dari area lahan kacang panjang. 
3.8.8      Pencegahan dan Pengendalian Hama Tanaman
Hama sangat mempengaruhi hasil produksi tanaman, oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan terhadap datangnya hama pada tanaman. Kegiatan pencegahan secara umum yang dilakukan sebagai berikut :
a.       Pergiliran atau rotasi tanaman
Yaitu dengan menghindari penanaman kacang panjang untuk benih setelah lahan tersebut ditanami oleh tanaman kacang panjang meskipun memiliki varietas yang sama.
b.      Menjaga kebersihan lahan
Kebersihan salah satunya dengan melakukan penyiangan yang dapat menghindari serangan hama pada tanaman kacang panjang.
c.       Penyemprotan pestisida
Untuk menghindari adanya serangan hama, dilakukan penyemprotan secara rutin dengan menggunakan insektisida.
            Tabel 3. Jadwal Penyemprotan Kacang Panjang
Penyemprotan ke
Umur
Jenis dan konsentrasi ml/L, g/L
Keterangan
Marshal
Metindo
I
30 HST
2
2
Semprot
II
30 HST
2
2
Semprot
III
40 HST
2
2
Semprot
IV
50 HST
2
2
Semprot
Adapun hama yang menyerang pada tanaman kacang panjang yang dilihat di lapang adalah :
a.       Cabuk
Tanaman kacang panjang yang belum berbuah pada cabang sulur biasanya terdapat hama yang menggerombol berwarna hitam, sedangkan pada tanaman yang sudah berbuah hama ini akan menyerang pada polong.
Serangan hama ini yaitu menyerap sari-sari makanan sehingga buah yang dihasilkan tidak normal, biasanya melengkung dant tidak panjang sehingga mempengaruhi pembentukan biji. Pengendalian hama ini yaitu menggunakan insektisida Metindo dengan konsentras 2 ml/L. dengan dosisi 500-800 cc per ha.
b.      Ulat Grayak atau ulat daun (Spedoptera sp)
Ulat grayak banyak menyerang di berbagai jenis tanaman. Ciri tanaman kacang panjang yang terserang ulat grayak yaitu daun berlubang dengan ukuran yannng tttidak pasti. Apabila di musim kemarau ulat grayak ini juga bisa menyerang polong kacang panjang.
            Cara untuk mengendalikan yaitu :
1)      Melakukan rotasi pensnsmsn
2)      Membasmi dengan insektisida Marshal dengan konsentrasi 2 cc/L. dengan dosis 500-800 cc per ha.  
c.       Tungau merah (Tetramychus cinnabaricus Boisd)
Serangan yang disebabkan oleh tungau merah ini menyebabkan timbulnya daun yang tua menjadi bebercak kuning, kemudian bercak kuning tersebut menjadi luas ke permukaan atas daun dan mengakibatkan seluruh daun berwarna kuning. Dari warna kuning tersebut berubah lagi menjadi warna merah karat. Di bagian permukaan bawah daun tampak anyaman benang halus yang merupakan tempat tinggal hama tersebut. Dan pada akhirnya daun akan mongering kemudian rontok
            Cara pencegahan dan pengendalian hama tersebut sebagai berikut :
1)      Menjaga kebersihan lahan
2)      Membuang daun yang sudah terserang hama tersebut
3)      Menyemprot dengan menggunakan insektisida Metindo dengan konsentrasi 2 ml/L. dengan dosis 500-800 cc per ha.

3.9       Panen
Penamenan kacang panjang untuk benih berbeda dengan pemanenan yang diambil sebagai sayur. Panen dapat dilakukan apabila keadaan buah sudah berwarna hijau kekuningan, biji terlihat lebih menonjol, kulit buah keriput, dan apabila bijinya dipencet dapat pindah dari tempatnya. Pemanenan pertama pada saat tanaman berumur 58 hari setelah tanam dan untuk pemanenan selanjutnya interval 2-3 hari.
Cara pemanenan yaitu dengan memotong buahnya + 1 cm dari pangkal dengan menggunakan gunting atau pisau (biji terikut semua). Buah kacang panjang yang dipanen dalam keadaan normal dengan panjang polong rata-rata 80 cm dengan rata-rata  jumlah biji dalam polong berjumlah 15.
3.10   Pasca Panen
3.10.1  Pengeringan Polong
Buah yang sudah dipanen sesegera mungkin dikeringkan (dijemur) untuk mencegah terjadinya kerusakan benih. Pengeringan yang dilakukan oleh para petani yaitu dengan cara menhgamparkan buah di lantai dengan alas terpal. Pengeringan polong bertujuan untuk menghilangkan lendir-lendir yang melekat pada benih kacang panjang dan untuk mempermudah proses perontokan benih.
3.10.2  Perontokan atau Pengambilan Biji
Perontokan dilakukan untuk mengeluarkan biji dari dalam polong. Syarat utama untuk mengeluarkan biji dari kulitnya yaitu apabila buah sudah benar-benar kering. Untuk mengeluarkan biji biasanya menggunakan teknik manual, yaitu buah dipukul berkali-kali sampai kulit hancur dan biji memisah dari kulitnya.
Setelah proses perontokan ini biasanya biji masih tercampur dengan kulit buah yang hancur serta kotoran-kotoran lain yang tercampur. Pembersihan biji dari kotoran dilakukan dengan cara ditampi menggunakan nampan kemudian hasilnya diletakkan ke dalam karung sak.
3.10.3  Sortasi
Sortasi dilakukan dengan maksud untuk memisahkan biji sebagai benih, biji yang tidak layak sebagai benih dan juga memisahkan kotoran-kotoran yang tercampur bersama benih. Benih yang dipisahkan dapat dilihat dari bentuk, ukuran, warna dan benih yang bukan termasuk varietasnnya (off type). Alat yang dibutuhkan untuk sortasi benih meliputi : nampan, bak plastik, karung sak tempat menyimpan benih.
3.10.4  Penjemuran Benih Kacang Panjang
Benih yang telah disortir biasanya dijemur kembali agar kadar air yang terkandung dalam benih itu bisa berkurang. Jumlah kadar air benih dari petani yang bisa diterima oleh perusahaan adalh 10%. Untuk pengukuran kadar air benih, petani melakukannya dengan cara digigit dengan kriteria apabila benih digigit akan pecah.
Dari pelaksanaan panen yang telah dilakukan untuk varietas kacang panjang diperoleh benih sebanyak 72 kg (berat bersih keseluruhan), dapat di ambil kesimpulan bahwa berat benih rata-rata per pohon adalah 8,64 gram.
3.10.5  Pengepakan dan Pengiriman Benih
Benih yang telah memenuhi standar dari perusahaan kemudian disimpan dalam karung sak dan menimbangnya.petugas mengisi data benih pada blangko yang sudah disiapkan. Kemudian hasilnya dikirim kepursaan CV. Brillin Jaya Mandiri. Setelah benih sampai di perusahaan CV. Brillian Jaya Mandiri maka dilakukan penjemuran benih untuk menurunkan kadar air benih hingga mencapai 8%.

3.11   Pengujian Benih
Benih yang telah dikirim oleh mitra petani ke perusahaan akan dilakukan pengujian untuk mengetahui kelulusan benih kacang panjang yang dikirim tersebut. Adapun yang macam pengujian itu adalah Uji Viabilitas.
3.11.1 Uji Viabilitas atau Uji Daya Berkecambah (DB)
Uji biabilitas ini bertujuan untuk menguji kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan kecambah normal yang ditanam pada kondisi lingkungan yang optimal (temperature, oksigen, air yang cukup, dan cahaya dalam ruang pengujian). Adapun metode yang digunakan dalam uji viabilitas ini yaitu menggunakan metode BPT (between paper test).
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam uji daya berkecambah benih kacang panjang antara lain:
a.       Kertas buram
b.      Plastik transparan
c.       Timba plastik
d.      Air
e.       Bak plastik (germinator)
f.       Kertas label
g.      Karet gelang
h.      Tissue
Prosedur dalam pengujian daya berkecambah benih yaitu:
1)      Mengambil sampel benih tiap lota sebanyak 200 butir dan mengecambahkannya secara terpisah (jangan sampai campur)
2)      Membasahi kertas buram yang akan digunakan sebagai media dengan cara disiram rata dengan air mengalir hingga kertas buram cukup basah.
3)      Mencuci plastik transparan dengan sabun cuci kemudian dijemur.
4)      Semprot plastik transparan dengan alkohol 75% kemudian dibersihkan dengan tissue.
5)      Menghamparkan plastik transparan di atas meja kemudian plastik transparan dilapisi dengan kertas buram yang telah dibasahi sebanyak 2 lembar.
6)      Benih yang telah disiapkan kemudian disemai secara tertata dengan posisi calon akar ada disebelah kanan.
7)      Tiap-tiap gulungan akan berisi 100 benih kacang panjang karena untuk 1 lot diambil 200 benih untuk di uji.
8)      Menutup benih yang telah disemai dengan kertas buram sebanyak 2 lembar dan kemudian menggulungnnya bersama plastik transparan serta memberinya label untuk menandai sampel dari lot yang di uji.
9)      Membuat seperti itu hingga 2 ulangan untuk tiap-tiap lot.
10)  Memasukkan gulungan-gulungan tersebut ke dalam tumba plastik kemudian tutup timba.
11)  Untuk pengamatan pertama (first count) pada benih kacang panjang yaitu dilakukan 4 hari setalh sowing benih. Pada pengamatan pertama ini hanya menghitung benih-benih yang tumbuh
12)  Kemudian untuk pengamatan terakhir (final count) pada benih kacang pnjang yaitu dilakukan 7 hari setelah sowing. Pada pengamatan terakhir ini kita menghitung dan mengamati benih abnormal, mati, dan benih normal.

                        
Keterangan :
A.    Plastik
B.     Kertas buran laposan pertama, 2 lembar
C.     Benih kacang panjang
D.    Kertas buram penutup, 2 lembar
 
 





                         Gambar 1. Pengujian Daya Berkecambah Benih

Dari hasil uji viabilitas atau uji daya berkecambah benih kacang panjang (KP HP-2) setelah dilakukan pengamatan pertama (first cout) yaitu  4 hari setelah sowing diketahui benih yang berkecambah normal adalah :
1.      78              78 + 80 = 158  = 79
2.      80                                 2
Kemudian 3 hari setelah pengamatan pertama (first count) dilakukan pengujian akhir 7 hari setelah sowing dengan hasil benih yang berkecambah normal adalah :
1.      13              13 + 13 = 26 = 13
2.      13                               2
Freshseed (benih yang terlihat segar/ benih yang tidak berkecambah) adalah:
1.      3                3 + 0 =  3  = 1.5
2.      0                            2
Abnormal (benih yang tumbuhnya kurang sempurna) adalah:
1.      0                0 + 0 = 0
2.      0
Mati (benih yang busuk) adalah:
1.      6                6 + 7 = 13 = 6.5
2.      7                            2

3.12   Pemasaran
Benih yang dihasilkan dari berbagai petani mitra dalam bentuk antong yang sudah diberi label identitas kemudian dikirim ke CV. Brilian Jaya Mandiri untuk dilakukan pengujian daya perkecambahan dan juga kadar air. Setelah pengujian selesai, benih-benih tersebut dikemas dalam karung untuk kemudian dikirim pada perusahaan yang telah bekerja sama. Dari perusahaan tersebut kemudian dilakukan prosessing benih untuk dilakukan pengepakan (packing) kemudian dipasarkan di seluruh daerah di dalam negeri dengan logo kemasan sesuai dengan perusahaan tersebut yang melakukan pengemasan (packing).



 









                                                                                                                                   
                      Gambar 2. Jalur Pemasaran Benih Kacang Pancang

IV. PEMBAHASAN

            Secara garis besar keberhasilan suatu budidaya tanaman sebagai produksi benih ditunjang oleh teknis budidaya yang benar. Dalam budidaya kacang panjang sebagai benih ini lahan yang ditanami yaitu bekas tanaman padi, jadi tidak dilakukan pengolahan tanah seperti pada umumnya karena tanah sudah cukup lembab. Adapun keuntungan dari sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) antara lain mengurangi biaya erosi, terjadinya kerusakan struktur dalam tanah rendah, memperkecil kehilangan bahan organic di dalam tanah, mengefisiensi waktu karena dengan budidaya sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) ini penanaman dapat dilakukan dengan segera, serta juga dapat mengefiensi biaya tenaga kerja untuk pengolahan tanah. Karena tidak diadakan pengolahan tanah maka juga tidak berikan pemupukan dasar
Pemupukan sangat penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur\ hara. Pupuk yang diberikan dalam budidaya kacang panjang sebagai produksi benih antara lain : Urea, ZA, dan Phonska. Dengan rincian yaitu pemupukan susulan I diberikan Urea : ZA : Phonska dengan perbandingan 20:20:20 dan diaplikasikan pada saat tanaman berumur 12 hari setelah tanam. Dan pemupukan susulan II diberikan ZA : Phonska dengan perbandingan 30:30:30 diberikan pada saat tanaman berumur 35 hari setelah tanam. Pemberian pupuk pada tanaman kacang panjang yaitu dalam dosis yang tinggi karena diharapkan tanaman kacang panjang akan berbuah dengan serempak. Para petani melakukan pemupukan pada dasarnya sesuai dengan pengalaman petani itu sendiri.
Dalam budidaya kacang panjang (Vigna sinesis L) sebagai benih ini tidak dilakukan rouging, karena bunga tanaman kacang panjang ini termasuk bunga sempurna yang mana dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Putik dan benang sari masak pada saat bunga masih dalam keadaan menutup (belum mekar), sehingga sangat kecil sekali kemungkinan untuk melakukan polinasi (penyerbukan) dengan bunga lainnya.
Benih yang dihasilkan dari budidaya kacang panjang diharapkan benih yang bermutu. Salah satu syarat benih bermutu yaitu benih sehat, bernas, mengkilat, tidak keriput dan di panen dari tanaman yang telah matang. Permanenan kacang panjang jugar harus memperhatikan beberapa faktor yaitu :
1.      Benih harus dipanen ketika polong benar-benar masak, polong yang siap panen yaitu memiliki ciri-ciri sebagai berikut, warna polong hijau kekuningan, kulit polong agak keriput, dan benih tampak menonjol.
2.      Tidak dianjurkan untuk panen pada saat polong kacang panjang sudah kering pada tanaman. Pemanenan polong tua atau kering dapat berakibat pada kualitas benih. Benih akan tampak mengecil.
Setelah pemanenan selesai maka dilakukan pengeringan atau penjemuran langsung bersama dengan kulit polong. Penjemuran bersama dengan kulit kacang panjang bertujuan untuk menjaga vigor benih dan juga bentuk benih. Dari hasil panen dalam luasan 1.000 m2 diperoleh jumlah benih sebanyak 72 kg. hasil ini belum maksimal seperti yang diharapkan, hal ini dapat terjadi karena keadaan cuaca yang mempunyai curah hujan yang tinggi pada saat tanam sehingga tanaman tidak dapat berproduksi secara maksimal atau juga bisa disebabkan karena pemberian pupuk yang tidak tepat dan waktu pemupukan yang tidak sesuai dengan standart perusahaan sehingga hasil tidak maksimal.
Budidaya kacang panjang sebagai produksi benih dilihat dari keuntungannya masih layak untuk diusahakan meskipun keuntungan yang didapat masih minim karena kurangnya jumlah target benih yang didapat. Hal ini disebabkan karena adanya curah hujan yang tinggi pada musim pemanenan sehingga mempengaruhi jumlah pendapatan benih dan juga fisik benih tidak maksimal.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di CV. Brillian Jaya Mandiri ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1)      Dengan adanya Praktek Kerja Lapang ini dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan meningkatkan keterampilan khususnya dalam budidaya kacang panjang sebagai produksi benih.
2)      Dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini mahasiswa telah mengerti, memahami teknik-teknik budidaya serta mampu melaksanakan budidaya kacang panjang sebagai produksi benih mulai dari persiapan lahan hingga pengujian benih.
3)      Dari pelaksanaan budidaya kacang panjang sebagai produksi benih mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 380.272; B/C ratio 0,26; R/C ratio 1,26; BEP (harga) Rp. 19.781.44; BEP (Produksi) 56,79 Kg.

5.2  Saran
Lembaga diharapkan dapat bekerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta, akan tetapi diharapkan kerja sama yang dibangun hendaknya tidak terbatas pada kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) saja akan tetapi juga dalam hal pertukaran informasi ataupund alam hal jaringan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Eko, T. Suhartini, dan E. Rahayu. 1998. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Haryanto, Eko, T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lamtiar, 2010. Pengaruh Invigorasi Benih Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang (Vigna sinensi (L) Savi ex Hassk) Pada Media Tanah Pantai. Fakultas pertanian IT. Bogor


pamungkas, Anton. 2009. Pendahuluan Kacang Pangjang (Vigna sinensis). http://www.scribd.com/doc/16734900/IPENDAHULUAN. [06/24/2009].

Perdana, D. Aditya. 2009. Budidaya Kacang Panjang.


Lampiran 1
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang sebagai Produksi Benih per 0,1 ha
No
Uraian
Volume
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Tetap




a.       Sewa lahan 1 musim
1000 m2
375.000
375.000

b.       Penyusutan Alat :




Knapsack (4 X)
1 buah
62.500
62.500

Gunting (3 X)
3 buah
2.000
2.000

Lanjaran (3 X)
2083 buah
150
104.150

Jumlah


543.650
2.
Biaya VAriabel




1.       Saprodi




a.       Benih
1.5 kg
24.000
36.000

b.       Pupuk




ZA
50 kg
1.560
78.000

Urea
20 kg
1.600
32.000

Phonska
50 kg
2.300
115.000

Gandasil B
160 gram
(500 gram) 20.000
6.400

c.        Pestisida




Metindo
224 cc
(250 cc) 27.000
24.192

Marshal
224 cc
(100 cc) 12.000
26.880

d.       Kenteng
1 gulung
20.000
20.000

2.       Tenaga Kerja




a.       Pembersihan Lahan
2 HKP
12.000
24.000

b.       Penanaman
3 KHP
12.000
36.000

c.        Pemasangan Lanjaran
2 HKP
12.000
24.000

d.       Pemasangan Kenteng
4 HKP
12.000
48.000

e.        Penyemprotan Pestisida
4 HKP
12.000
48.000

f.        Perambatan Sulur
4 HKP
12.000
48.000

g.        Irigasi/ pompa air

50.000
50.000

h.       Panen
6 HKP
12.000
72.000

i.         Panen
7 HKP
12.000
84.000

j.         Prosesing
7 HKP
500
36.000

Jumlah


808.472

Total

543.650+808.472
1.352.122
3.
Biaya lain-lain (5%)


67.606

Total Biaya


1.419.728

Total Pendapatan


1.800.000

Keuntungan


380.272

BEP (Harga)


19.781,44

BEP (Produksi)


56,79 kg

B/C Ratio


0,26

R/C Ratio


1,26


Lampiran 2
Kelayakan Usaha Tani
Hasil benih kacang panjang yang didapat dalam luasan 1000 m2 adalah = 72 kg
Harga benih                 = Rp. 25.000/kg
Total pendapatan        = 72 kg x Rp. 25.000 kg
= Rp. 1.800.000,-
Keuntungan yang didapat dari benih tersebut adalah
= Total pendapatan – Total biaya produksi
= Rp. 1.800.000 – Rp. 1.419.728
= Rp. 380.272
Kelayakan Usaha Tani
1.      Break Event Point (BEP)
BEP           =  Total biaya  
  Total Produksi
= 1.419.728
        72
= Rp. 19.781,44
Artinya akan diperoleh titik impas jika harga penjualan benih 1 kg mencapai Rp. 19.781,44
BEP Produksi       = Total Biaya
      Harga
= 1.419.728
     25.000
= 56.79 kg
Artinya akan mencapai titik impas apabila produksi kacang panjang mencapai 56,79 kg.
2.      B/C Ratio = Keuntungan
   Total Biaya
=   380.272
   1.419.728
= 0,26
Artinya setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 0,26



3.      R/C Ratio = Total Pendapatan
      Total Biaya
= 1.800.000
   1.419.728
= 1,26
Artinya setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 1,26

Comments

Popular posts from this blog

STRUKTUR SEL TUMBUHAN DAN HEWAN

Pembelajaran kelas rangkap modul 1 dan 2

RPP BIOLOGI SMA KELAS X